فَإِن تَابُواْ وَأَقَامُواْ الصَّلاَةَ وَآتَوُاْ الزَّكَاةَ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِن

counter

Translite

Blog Archive

Labels

Tuesday, April 03, 2012

Perbedaan,Koq jadi Kambing Hitam?


Akhir-akhir ini isu perbedaan banyak dipandang sebagai sumber konflik.Banyak yang berpikir bahwa perang seringkali dipicu oleh perbedaan.Karena itulah, sepertinya banyak orang yang sedikit banyak “was-was” dengan perbedaan.Ada juga kata-kata yang intinya,’saat bersama-sama dengan berbagai orang,hilangkanlah perbedaan’.Dengan kata lain, kata-kata itu seakan memandang perbedaan jika tetap dipertahankan maka akan menyebabkan malapetaka(masalah), makanya harus dihilangkan agar masalah itu gak terjadi.Adaptasi lingkungan pun seringkali dimaknai untuk menjadi sama dengan tempat lingkungan kita berada.

Perbedaan Merupakan Ciptaan Tuhan

Namun, kita tentu menyadari, setiap makhluk ciptaan Tuhan itu berbeda. Tidak ada yang sama persis, bahkan 2 orang kembar identik sekalipun tidak pernah menjadi orang yang sama persis.Perbedaan adalah bawaan alami manusia, yang menjadikan manusia sebagai manusia, dan sebagai makhluk ciptaan Tuhan.Lalu, kenapa kita harus menghilangkannya?Atau, ingin menyamakan dengan yang lainnya?

Kita pun pasti juga tahu, ciptaan Tuhan seharusnya ciptaan Tuhan itu sempurna,tidak ada yang tidak berguna, apalagi malah jadi sumber masalah.Lalu, benarkah perbedaan itu adalah sumber konflik?
Menurut saya, perbedaan itu bukan merupakan sumber konflik. Justru dengan adanya perbedaan seringkali kita menemukan solusi-solusi yang brilian dalam memecahkan suatu permasalahan. Misalnya dalam dunia sains saja,perbedaan pendapat dan perdebatan mengenai suatu hal sudah menjadi hal yang lumrah, bahkan harus. Tentu saja, tujuannya bukan agar teori kita menang, atau diterima umum.Tetapi, untuk membuktikan kebenaran teori kita. Atau, dalam konteks perusahaan-perusahaan besar,  dalam menyelesaikan proyek-proyek mereka, mereka pasti memadukan mendiskusikan perbedaan pendapat mereka. Dalam mengerjakan tugas-tugas kelompok pun, perbedaan pendapat merupakan hal yang biasa, mulai dari cara mengerjakan maupun solusi dari tugas tersebut. Solusi-solusi yang brilian itu, tidak didapatkan dengan cara menghilangkan perbedaan, maupun menyamakan perbedaan.Tetapi dengan “mengeluarkan” perbedaan tersebut, “dipelajari”,dan dipadukan untuk menemukan solusi yang terbaik.

Karena itulah, saya tidak berpikir bahwa perbedaan itu sumber konflik,baik itu perbedaan pendapat, agama, ideologi,budaya atau apapun.Yang menjadikannya menjadi sumber konflik tidak lain adalah cara kita menyikapi perbedaan tersebut.Perbedaan bahkan bisa menjadi begitu luar biasa jika kita mampu memanfaatkannya.Bukankah, peradaban kita sekarang ini juga dicapai dengan peran yang cukup penting dari perbedaan tersebut?
 
Perbedaan itu tidak bisa dihilangkan, juga tidak bisa diseragamkan.Perbedaan itu nature-nya manusia.Itu yang juga harus kita sadari, tidak ada gunanya menghilangkan perbedaan. Yang dibutuhkan adalah mencari cara yang terbaik untuk menyikapi perbedan tersebut. Tidak hanya agar tidak terjadi konflik, tetapi agar dapat berguna bagi kehidupan kita bersama.Karena Tuhan menciptakan sesuatu bukan tanpa manfaat,iya kan?Apalagi menjadi sampah dan terbuang.Bahkan sampah saja masih bisa jadi “emas”.Mengapa tidak dengan perbedaan?

Benarkah,konflik itu dipicu perbedaan?

Menurut saya, yang menjadikan sesuatu itu konflik tidak lain dan tidak bukan adalah nafsu manusia itu sendiri yang berlebihan. Namun, seringkali kita hanya melihat apa yang di permukaan sebagai sumber masalah. Tidak jarang, konflik yang sepertinya disebabkan oleh perbedaan, sebenarnya karena nafsu seseorang, ataupun beberapa kelompok untuk memuaskan nafsu berkuasa, serakah,amarah,egoisme, ataupun nafsu untuk menang. Perbedaan hanya “jubah pengalih perhatian” dari masalah yang sebenarnya.Dan, seringkali yang kita lihat hanyalah jubah itu, bukan apa yang sebenarnya ada di balik jubah tersebut.Kita terlalu sibuk mempermasalahkan jubahnya, tetapi jarang mencoba menyelesaikan masalah yang sebenarnya.Seakan perbedaan menjadi kambing hitam atas segala konflik yang terjadi.

Mana Yang Kita Pilih?
Sekarang, menjadi pilihan kita, akankah kita menjadikan perbedaan itu sebagai “emas” ataukah “sampah”?

0 komentar

Post a Comment